Senin, 31 Maret 2014

Peran Orang Tua Ketika Anak Berkompetisi

Hallo selamat pagi, selamat memulai aktivitas dan ada banyak sekali cerita yang ingin saya bagikan setelah liburan Nyepi tahun ini. Ada banyak cerita, ada banyak hal yang ingin aku segera tulis, namun satu hal dari liburan bersama anakku yang ingin aku bagi.

Hari Senin, 31 Maret 2014 saya mendampingi Faiz outbond di Kampung Main Cipulir. Ada beberapa permainan yang diberikan oleh KMC dan guru Faiz. Salah satunya adalah permainan menangkap ikan. Wow, anak-anak girang dan senang sekali ya Moms, Faiz juga enggak sabar untuk bermain menangkap ikan.

Sebelumnya anak-anak usia kecil ini dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok A dan kelompok B masuk ke dalam kolam yang ada ikannya. Masing-masing kelompok ditunjukkan untuk memasukkan ikan yang didapat di kantong plastik yang berbeda.

Sebetulnya saya agak mengedipkan mata, eaa....kolamnya sedikit kotor dan sempit untuk anak-anak yang jumlahnya sekitar 15 orang. Namun berani kotor itu baik, bukan? heheee...gurunya menyarankan untuk tidak membuka kaos kaki, it's better.

Anak-anak berteriak senang dan mulai mencari-cari dan menangkap ikan. Ada yang serius, ada yang bercanda, ada yang takut air, ada yang tidak mau masuk. Bu guru menyiram air dari air kran ke badan anak-anak, mereka tentu lebih seru bermainnya. Jadilah konsentrasi terpecah, antara menangkap ikan dan bermain-main dengan air.

Saya dan para ibu lainnya menyaksikan dipinggir kolam, mata harus awas mengawasi sang anak, luput sedikit takutnya terinjak oleh anak yang lebih besar, atau anak sendiri yang menyenggol anak lain, kan bisa berabe yak. Pandangan mata saya terusik dengan salah satu ibu yang menyerahkan ikan kepada anaknya. Woooow,
"Ini cepat...ini ikannya..ayo masukkan ke kantong.." seru si ibu tadi dengan tatapan memaksa kepada anaknya.
Satu kali aku mendengar ada satu ibu mengomentari tindakan si ibu tadi. Bukannya malu atau menghentikan hal tersebut. Ibu itu mengambil ikan lagi dan diserahkan ke anak yang satunya lagi, anak yang ikut dua-red. Ibu-ibu yang lainnya, hanya menyemangati anak-anaknya di mana ikan itu berada, hehee...tapi banyakan yang kalem like me.


Perasaan saya waktu itu, malu sekaligus trenyuh melihat tindakan ibu tersebut. Buat saya, membiarkan anak bermain, berkompetisi sendiri dan melakukan yang anak-anak mampu bukankah kebanggaan seorang ibu? namun mengapa si ibu itu melakukan hal tersebut?

Semoga saya dan Moms lainnya melakukan yang terbaik untuk anak-anak, bukan dengan cara yang seperti di atas. Orangtua sebaiknya menjadi pendamping dan penyemangat serta pembimbing bukan menjadi seorang yang melakukan segala cara agar si anak berhasil menjadi nomor satu atau ke sekian. Alhamdulillah saya menemukan peristiwa tersebut dan dari aneka hidangan kehidupan itulah, proses belajar kehidupanku dimulai serta hikmah yang positif didapat.

Salam
Astin


7 komentar:

  1. jadi ingat waktu Fayda ikut lomba menangkap ikan, di tengah jalan doi mogok karena kena sisik ikan hehehe... jadi tdk sampai finish deh :)

    BalasHapus
  2. bukan hanya lomba nangkap ikan bu, saya pernah ikut menemani anak lomba mewarnai, ada juga ibu yang memaksa anaknya menggunakan warna tertentu, padahal anaknya gak suka dengan warnanya. jadi lucu aja ngelihatnya....

    BalasHapus
  3. Emak apa kabar aku kangennn :D

    BalasHapus
  4. orang tua sebaiknya membiarkan anak berkompetisi secara fair

    BalasHapus
  5. setuju mak.. biarpun jav blum pernah ikut kompetisi hehe..

    BalasHapus
  6. Lomba yang kreatif
    bisa meningkatkan pola berpikir anak meskipun cuma menangkap ikan.
    itu aja bila yg melakukan orang dewasa blm tentu bisa hehehee








    Silahkan singgah di WEB kita mas/mbak :-)
    buat anak-anak anda yang mau belajar
    www.ditokokita.com

    BalasHapus
  7. Aku pernah juga ngalamin kayak gitu, waktu Fauzan TK ikut lomba mewarnai. Ada ibu yang sampe marah & bentak2 anaknya, duhh..kasian banget deh.

    BalasHapus