Tampilkan postingan dengan label Bekerja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bekerja. Tampilkan semua postingan

Rabu, 09 April 2014

Pentingnya Berkomunikasi Dengan Anak

Selamat siang..apa akar semuanya? kali ini aku ingin berbagi, pentingnya berkomunikasi dengan anak. Komunikasi itu adalah dasar yang paling penting dalam berhubungan, baik dengan siapapun. Nah bicara hubungan dengan anak, apalagi saya bekerja di luar...komunikasi itu sangat penting dan perlu untuk dilakukan secara intensif.

Jadi, kapan aku melakukan komunikasi dengan anak? jika berangkat pagi, pulang malam dan jika di rumah ribet dengan persiapan untuk berangkat bekerja? aduuuh paling hari libur doang..heheee kasihan sekali ya si anak, Alhamdulillah aku masih bisa memilih untuk tinggal di dekat tempat kerja, jadi enggak berangkat anak masih bobo atau pulang anak sudah bobo.

Tapi kadang, sebagai seorang wanita, ribet sendiri itu pasti yaak, jadi untuk ngobrol dengan anakpun rasanya jadi satu hal yang langka. Jadi bagaimana doong?

  1. Ketika berangkat tidur, saya usahakan untuk ngobrol bareng anakku, apapun dan aku pancing-pancing terus untuk menceritakan apa yang dilalui sepanjang hari itu.
  2. Ketika anak bangun tidur, saya usahakan untuk menyapa dan menanyakan keinginannya.
  3. Ketika anak ingin terlibat dalam kegiatan seperti memasak, saya biarkan saja, meskipun bukan anak perempuan, namun disitulah ada pelajaran yang bisa di dapat, bercerita dan waktu itulah waktu yang sangat berkualitas,
  4. Ketika memandikan, ketika makan bersama hingga berpamitan untuk berangkat bekerja bisa menjadi waktu berkomunikasi yang tepat.
  5. Ketika sedang berlibur, usahakan selalu berdampingan dengan anak dan lakukanlah komunikasi ringan bersamanya.
Manfaatnya banyak melakukan komunikasi dengan anak, buat saya
  1. Melatih anak berkomunikasi dan menceritakan sesuatu
  2. Mendekatkan hubungan anak dan ibu
  3. Mengetahui  apa yang terjadi selama saya tinggal bekerja
  4. Lebih mengenal pribadi anak
  5. Mencegah hal-hal yang kurang baik, karena dengan melatih komunikasi anak terbiasa jujur.
Penekanan dalam menjalin komunikasi dengan anak
  1. Tidak memberi sangsi atau hukuman atas kejadian yang tidak menyenangkan, jika terjadi sebelum saya pulang
  2. Menyampaikan bahwa segala sesuatu yang paling tahu adalah Allah. Untuk menghindari anak menyampaikan sesuatu yang tidak benar.
Sementara itu dulu, saya sedang mencoba terus melatih untuk berkomunikasi dengan anak. 
Salam
Astin

Selasa, 25 Maret 2014

Kenapa Anak Merengek Ketika Ibu Berangkat Kerja?

Selamat pagi, pagi ini cuaca sedikit mendung di Tangerang, terlihat di langit Jakarta, hitam dan banyak sekali para pengendara sepeda motor menggunakan jas hujan-tandanya hujan yak. Yup, pagi ini aku bangun seperti biasanya, ngobrol di tempat tidur dulu bersama suami dan Faiz.

Rutinitas selanjutnya, memasak dan mulailah insiden Faiz yang tidak seperti biasanya. Aku tidak boleh memasak, baiklah aku tinggal dan ngobrol di depan bersama Faiz. Hingga pada waktu makan pagi, aku sama sekali tidak boleh makan, haduuuh padahal lapernya gak ketulungan.

Bantal dilempar kemana-mana, kegaduhan pun terjadi. Suamiku bilang Faiz minta perhatian, enggak biasanya hingga nahan waktu makanku. Suamiku akhirnya mengajak Faiz jalan-jalan, aku sukses mandi dan bersiap-siap. Nah, pada saat aku mau berangkat, Faiz menjadi palang pintu dengan menumpuk bantal dan sapu, oh ya Allah...ada apa ini? apa yang salah dan terjadi? suamiku menyarankan aku untuk sabar.

Akhirnya, suamiku memutuskan untuk mengikuti motorku dari belakang bersama Faiz. Sebuah tempat dijadikan plot, jajan lagi deh pikirku. Masih di carport **cailaaah, aku minta Faiz untuk tersenyum, heheee....emuaach anakku tersayang akhirnya senyumnya merekah meskipun lamaaaa sekali, dalam hati aku ketawa.

Aku sampai ke tempat tujuan lebih awal, sengaja tidak parkir...aku berdoa tidak ada insiden lagi yang terjadi. Ketika Faiz sampai, aku tersenyum dan minta tangannya untuk salim, ea....akhirnya tersenyum cerah sembari melambaikan tangan mungkilnya. I Love You, my son, I Love You my hubby...you're my soul...

Ternyata ketika anak merengek ketika seorang ibu hendak bekerja, tidak melulu sang anak menginginkan ibunya tetap tinggal atau meminta hal yang lainnya. Seorang anak cukup tahu bahwa sang ibu baik-baik saja ketika meninggalkan dirinya. Faiz termasuk jarang merengek ketika aku hendak bekerja, jikapun merengek, aku bawa hingga pos satpam depan dan cium keningnya serta memberikan semangat untuk harinya, lambaian tangan mungilnya melepasku berangkat ke kantor.

Salam
Astin

Jumat, 14 Maret 2014

Wanita Bekerja Bisa Memasak?

Selamat siang? apa kabar? aaach pancing semangat dengan menulis afirmasi... Siang ini aku bahagia dan bersemangat, langit bersahabat meskipun mendung, kandunganku baik-baik saja dan everythink is okay, moms. Hayooo...semangat itu lebih dibutuhkan lebih dari apapun, orang sedang sakit...jika semangat untuk sembuh kuat, Inza Allah kan ya...sehatnya lebih cepet, aamiiin.

Nah, Alhamdulillah aku sedang diberi kesempatan untuk bekerja di luar rumah. Semoga Allah senantiasa memberikanku jalan yang terbaik, antara bekerja, keluarga dan kebutuhan keluargaku. Allah pastilah yang paham akan apa yang ada di diriku, tsyaaah kedengarannya bijak pisan...semoga dengan menulis begini, aku tertular bijaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Urusan kebutuhan keluargaku, diantaranya memastikan bahwa pakaian keluargaku tertata rapi di lemari masing-masing hingga sajian makanan untuk keluargaku. Hal ini, tidak lepas pastinya ada peran asisten rumah tangga di rumahku, jujur aku masih membutuhkan asisten bukan karena memang aku tidak bisa menghandle kesemuanya. Anak pertamaku masih harus didampingi ketika aku bekerja.

And now, Wanita Bekerja Bisa Masak? harus? kudu? wajib?enggak harus? atau terserah pribadi masing-masing? jawabanku terserah pribadi masing-masing. Cari amannya ya? ya...iya juga sich, karena masing-masing pasti memiliki pilihan tersendiri.

Aku pribadi memilih untuk bisa memasak. Meskipun kadang ada satu hari aku tidak memasak, alasannya mungkin karena beberapa hal. Alasan pribadiku aku harus masak, satu menghemat pengeluaran rumah tangga, memang siiich...katanya kalau beli itu mah lebih murah, kalau memasak cape, enggak enak dan ribet. Boleh-lah, aku juga kadang beli, tentu jika ada alasan yang tidak memungkinkan aku memasak (baca: sakit, meeting ke luar kota, berangkat kerja dini hari karena keluar kota).

Alasan lainnya, aku ingin memastikan ada makanan di rumah untuk anak dan asisten rumah tanggaku. Kebetulan suamiku sedang hot-hotnya bawa bekal dari rumah, Alhamdulillah kan...kadang makan di luar susah juga nyarinya, kudu yang benar-benar bersih tempatnya dan look like that...kebanyakan restoran atau warung makan dengan harga tinggi. Aw...aw...bisa tekor pengeluaran suamiku klo gitu.

Suatu hari, aku menghubungi teman lamaku semasa kuliah dulu. Namanya Tina, tinggal di Depok dan bekerja di departemen perhubungan di Jakarta Pusat, memiliki dua orang putera dan ada asisten rumah tangganya. Tina menjawab pertanyaanku,
"Malam hari, aku potongin sayuran yang akan dimasak besok, Tan. Paginya aku bangun jam 03.30 an, langsung masak, dan beres-beres buat nyiapin buat berangkat kerja jam 05.00 sudah rapih"
Subhanalloh...aku jadi kudu ngaca dengan semangat Tina, dia seharusnya menjadi inspirasi buat aku. Kadang aku melakukan hal tersebut, namun kadang aku baru bangun pukul 05.00 dan disibukan dengan urusan dapur hingga anakku protes minta ditemenin. 

Bolehlah aku tarik kesimpulan, semua berangkat dari niat, kemauan, usaha dan support dari keluarga. Semoga aku bisa menjadi Tina meskipun jarak kantor dan rumahku dekat. Terima kasih Tina, kamu menjadi inspirasiku, juga wanita bekerja lainnya yang menyempatkan diri untuk memasak bagi keluarga tercintanya.

Salam
Astin Astanti