Jumat, 14 Maret 2014

Wanita Bekerja Bisa Memasak?

Selamat siang? apa kabar? aaach pancing semangat dengan menulis afirmasi... Siang ini aku bahagia dan bersemangat, langit bersahabat meskipun mendung, kandunganku baik-baik saja dan everythink is okay, moms. Hayooo...semangat itu lebih dibutuhkan lebih dari apapun, orang sedang sakit...jika semangat untuk sembuh kuat, Inza Allah kan ya...sehatnya lebih cepet, aamiiin.

Nah, Alhamdulillah aku sedang diberi kesempatan untuk bekerja di luar rumah. Semoga Allah senantiasa memberikanku jalan yang terbaik, antara bekerja, keluarga dan kebutuhan keluargaku. Allah pastilah yang paham akan apa yang ada di diriku, tsyaaah kedengarannya bijak pisan...semoga dengan menulis begini, aku tertular bijaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Urusan kebutuhan keluargaku, diantaranya memastikan bahwa pakaian keluargaku tertata rapi di lemari masing-masing hingga sajian makanan untuk keluargaku. Hal ini, tidak lepas pastinya ada peran asisten rumah tangga di rumahku, jujur aku masih membutuhkan asisten bukan karena memang aku tidak bisa menghandle kesemuanya. Anak pertamaku masih harus didampingi ketika aku bekerja.

And now, Wanita Bekerja Bisa Masak? harus? kudu? wajib?enggak harus? atau terserah pribadi masing-masing? jawabanku terserah pribadi masing-masing. Cari amannya ya? ya...iya juga sich, karena masing-masing pasti memiliki pilihan tersendiri.

Aku pribadi memilih untuk bisa memasak. Meskipun kadang ada satu hari aku tidak memasak, alasannya mungkin karena beberapa hal. Alasan pribadiku aku harus masak, satu menghemat pengeluaran rumah tangga, memang siiich...katanya kalau beli itu mah lebih murah, kalau memasak cape, enggak enak dan ribet. Boleh-lah, aku juga kadang beli, tentu jika ada alasan yang tidak memungkinkan aku memasak (baca: sakit, meeting ke luar kota, berangkat kerja dini hari karena keluar kota).

Alasan lainnya, aku ingin memastikan ada makanan di rumah untuk anak dan asisten rumah tanggaku. Kebetulan suamiku sedang hot-hotnya bawa bekal dari rumah, Alhamdulillah kan...kadang makan di luar susah juga nyarinya, kudu yang benar-benar bersih tempatnya dan look like that...kebanyakan restoran atau warung makan dengan harga tinggi. Aw...aw...bisa tekor pengeluaran suamiku klo gitu.

Suatu hari, aku menghubungi teman lamaku semasa kuliah dulu. Namanya Tina, tinggal di Depok dan bekerja di departemen perhubungan di Jakarta Pusat, memiliki dua orang putera dan ada asisten rumah tangganya. Tina menjawab pertanyaanku,
"Malam hari, aku potongin sayuran yang akan dimasak besok, Tan. Paginya aku bangun jam 03.30 an, langsung masak, dan beres-beres buat nyiapin buat berangkat kerja jam 05.00 sudah rapih"
Subhanalloh...aku jadi kudu ngaca dengan semangat Tina, dia seharusnya menjadi inspirasi buat aku. Kadang aku melakukan hal tersebut, namun kadang aku baru bangun pukul 05.00 dan disibukan dengan urusan dapur hingga anakku protes minta ditemenin. 

Bolehlah aku tarik kesimpulan, semua berangkat dari niat, kemauan, usaha dan support dari keluarga. Semoga aku bisa menjadi Tina meskipun jarak kantor dan rumahku dekat. Terima kasih Tina, kamu menjadi inspirasiku, juga wanita bekerja lainnya yang menyempatkan diri untuk memasak bagi keluarga tercintanya.

Salam
Astin Astanti


Tidak ada komentar:

Posting Komentar