Judulnya memang rada menyeramkan, seorang ibu harus hati-hati ketika mengatakan "bandel" sebagai embel-embel di belakang kata anak.
Kata-kata adalah doa, pun demikian ketika sedang berkata kepada anak. Yup, aku harus membiasakan diri untuk berkata-kata baik kepada anakku ataupun anak orang lain. Materi postingan kali ini *terinspirasi morning break tadi bersama suami.
"Mengapa anak bandel", dan aku menjawab sendiri. "Kurang kasih sayang, kurang perhatian" aku tidak membayangkan Faiz, anakku. Tapi aku lantas menghubungkan dengan...
"Mengapa seorang istri bandel? mengapa karyawan bandel?". Takut menganalogikan ke anak sendiri ataupun diri sendiri. Seorang karyawan yang aku bahas, yup sebuah contoh untuk penjelasan yang paling aman.Seorang karyawan bersifat membandel, bisa dipastikan ada faktor x selain faktor dari dalam diri sang karyawan tersebut. Ambil contoh, atasannya tidak memberikan perhatian, peraturan dari perusahan yang tidak memperhatikan kebutuhan karyawan. Bisa jadi karyawan tersebut, telah terlebih dahulu memberikan perhatian / menerima begitu saja atasannya, namun jika terlalu lama tidak dibalas oleh atasannya, pilihan membandel sebagai senjata terakhir.
Bagaimana dengan anak? aku alami sendiri *uhuuy akhirnya mengaku. Beberapa bulan lalu adalah periode paling berat buat aku. Kehamilan ke dua ini, rasanya sangat berbeda dengan hamil kebonya Faiz. Mual dan susah makan menjadi alasanku untuk meratapi diriku sendiri, tanpa memperhatikan Faiz. Hasilnya? Faiz semakin menjadi-jadi di rumah dalam hal; ngambek, melawan, meminta sesuatu dan heboh dech pokoknya.
Nah, tadi pagi...aku memikirkan hal tersebut, aku intropeksi beberapa minggu terakhir, suasana di rumah sangat-sangat kondusif. Yup, aku menghilangkan meratapi diri sendiri dan menyibukan diriku bersama Faiz, and then? Faiz bisa diajak bekerja sama.
Jadi intinya? aku tetap membenarkan morning break tadi. Bahwa setiap anak yang bandel atau bertingkah mendekati bandel, bisa jadi yang perlu intropeksi adalah orangtuanya atau lingkungan di sekitarnya. Semoga dengan apa yang telah aku alami, dalam hitungan dua bulan ini, aku mampu bersabar dan lebih bijak bersama anakku.
Setuju mak...anak bandel biasanya krna ingin mencari perhatian orangtua. Soalnya, aku sendiri waktu kecil begitu, sengaja bandel biar diperhatiin :D
BalasHapusTooosss, hihii
Hapusbetul mak... g bisa juga sepenuhnya mencap anak bandel. ada banyak factor yg harus kita cermati juga :)
BalasHapusudah hamil berapa bulan ini, Mak? Selamat ya.
BalasHapusWah, hamilnya beda ya, yang pertama kebo, yang kedua agak repot. Semoga setelah diberi perhatian, Faiz nggak rewel lagi ya. :D
Alhamdulillah Mak, sekarang kondisi kami sudah membaik. Faiz jarang sekali memberontak untuk melampiaskan rasa lelah bermainnya. Minggu ke 14 Mak
HapusSetuju Mak, meski belum dikaruniai anak, saya juga mengalami itu ketika menghadapi tiga orang adik :D Thanks for sharing...
BalasHapusIyuuup. Sama-sama
HapusYa emang biasany gitu mak, mungkin karena mak Astin lagi mual-mulanya jadi sdikit brkurang perhatian ke Faiz. Si Faiz caper deh tuh dengan ngambek dll. Waktu hamil hana dulu mertua bilang kalo thifa rewel mungkin karena mau punya adek lagi, tapi kalo menurutku rewelnya thifa sih masih batas wajar, aku ngga prnah ngerasa dia cemburu sih sama adeknya.
BalasHapusIya Mak, Faiz untuk cemburu keknya gak ada..tapi butuh perhatian keknya...emaknya sibuk nahan mual
HapusMemang mbak bisa jadi banyak faktor... dan anak bukanlah kambing hitam... mampir mbak astin
BalasHapusIya Mba...
HapusAbak bandel karena faktor internal dan eksternal Jeng. Kadang niru teman2nya, minta perhatian dan sebagainya.
BalasHapusMudah2an setelah besar menjadi anak sehat,smart,sholeh dan bermanfaat bagi manusia yang lainnya. Amin
Salam hangat dari Surabaya
Aamiin, makasih Pakde, kadang niru orangtuanya..loooh, anak adalah peniru ulung.
Hapus